Pantes, belajarnya sama Google, Ngawur!




Sebagai seorang yang hobi ngeblog dan menulis, saya kadang tersinggung dengan pernyataan "Belajarnya jangan sama Mbah google, jadi  keblinger. hehe. Kata-kata bernada memojokan itu sering saya denger dimana saja, kapan saja. Seseorang yang bilang gitu, ya, biasanya  menyindir kekeliruan orang dalam melakukan suatu hal. Umumnya dalam hal keyakinan, atau agama yang sangat sensitif. Perpektif itu  seringkali dibenturkan oleh pemahaman personal sebagi subjek kebenaran tunggal. Wajar saja, jika ada hal yang keliru atas suatu hal. Google seringkali dituduh sebagai sumber yang ngak bener. Iya ngak? 


Hampir setiap hari, saya tidak pernah  lepas dari gadget dan pertanyaan-pertanyaan yang sering kali muncul dikepala. Alternatif instan untuk menemukan jawaban itu, ya, saya googling. Dari hal yang remeh temeh, seperti "Bagaiamana tips memasak donat yang lezat. " Bagaimana agar menjinakan Doi ketika marah" dan seputar pertanyaan sederhana lainya sampai dengan pengertian yang njelimet . Bagi saya, google telah menjadi sumber segala sumber ketika saya repot harus bertanya ke sumber yang dapat dipercaya. Apakah saya harus mencari sumber buku dengan pergi ke toko gramedia,? atau perpustakaan kota sambil bertanya ahlinya-ahli, core of the core. Sepertinya tidak demikian.


Kita sudah dimanjakan dengan bebagai kemudahan, dan Mbah google telah memberi solusi atas pertanyaan-pertanyaan.  Saya tidak yakin, Jika seseorang yang berkata demikian lepas dari alat pencari seperti Mbah Google ini. Bahkan tidak mungkin, hal sederhana saja, googing telah membantu dalam membuat tugas sekolah / kuliah tanpa bantuan alat ini, kalian bisa?, Ngaku aja deh? jangan gengsi. hehe 


Kelahiran si google ini, konon merupakan refleksi dari orang yang punya daya pikir imajinatif dan tingkat kreatif melampaui zaman. Mungkin mulanya Larry Page  bingung mencari informasi tentang cara membuat kue klepon yang pernah tidak sengaja ia makan di Indonesia. Kemudian tidak mungkin si  Larry Page ini pergi berkunjung ke Indonesia untuk mencari Mbo-mbo yang pernah ditemuinya. Munculah ide cemerlang Larry Page untuk mencari alat pencari yang dinamai google ini, tanpa harus pergi ke Indonesia menemui mbo-mbo menanyakan resep klepon. Kemudian dia bertemu dengan si Sargey Brin, temen ngopinya saat kuliah di Stanford University. Atas  kegelisahan ini Larry page dan Sargy Brin, mereka menciptakan sistem alat pencari yang dinamainya Mbah Google. Begitulah singkat cerita ngawur ditemuinya google.


Persoalan yang muncul bahwa Mesin dan teknologi sudah menjadi sumber informasi yang mulanya hanya dibalut dengan kertas. koran dan majalah media cetak. Lain hal dengan mesin pencari, Manusia dibuat manja dan enggan untuk mencari hal yang lebih rumit. Pergesaran kerja dari tukang koran keliling, kini hal itu tidak didapatkan dengan mudah. Semua pekerjaan beralih menuju digitalisasi. Hingga saat ini, mesin pencari google bahkan lebih pintar dari orang. Mau bukti, Jika kalian menulis typo, google memberi tau "Apakah maksud anda ini, bla bla bla.


Siapa yang bisa mengukur kebenaran antara google dan manusia.? Mereka sama-sama manusia ko. Bedanya, terletak pada medium yang digunakan. Mesin pencari mempunyai platform berupa website, yang dituangkan dalam bentuk artikel dan kumpulan tulisan. Sumber tulisan tentu didapat dari pengalaman, disiplin ilmu, maupun sumber ilmu berupa buku. Sama hal nya orang dalam kehidupan nyata. Bisa saja benar atau bisa saja ngawur.


Googling dalam mesin pencarian tidak pernah lepas dalam lekatan kita sehari-hari. Rujukin google mampu dijadikan referensi membantu sebuah pertanyaan dan pekerjaan. Di sisilain dalam internet memuat keanekaragaman informasi. Namun bukan sebagi tolak ukur memverifikasi kebenaran. Orang-orang yang memiliki disiplin ilmu yang kuat, hendaknya menulis pada halaman pencari. Supaya tidak ada lagi yang berkata "Pantes, belajarnya sama Google, Ngawur!

Post a Comment

أحدث أقدم