Muslimah yang diperdebatkan : Review Buku


Cover Buku - Muslimah yang diperdebatkan- Karya buku Kalis Mardiasih
Cover Buku - Muslimah yang diperdebatkan- Karya buku Kalis Mardiasih

Kalis Mardiasih dengan judul buku "Muslimah yang diperbatkan" telah berhasil membuat saya penasaran tentang konten isi buku tersebut. Saya mengenal Mba Kalis dari beberapa kolom yang saya baca di detik.com. Saya selalu menanti tulisanya setiap pekan sekali, Pasalnya tulisan Mba Kalis biasanya selalu tampil di dinding detik.com sebelum saya mengetahui bahwa beliau merupakan Aktivis gender yang aktif mengisi kegiatan edukasi media di sekolah-sekolah dan bagian dari Mojok. 

Tulisan yang berjudul "Muslimah yang diperdebatkan" merupakan tulisan essay yang memuat gagasan dan kritik atas fenomena pemahaman Islam yang sedang berkembang tahun-tahun ini. Hal serupa yang menjadi kerisauan saya sebenarnya, bahwa perkembangan Islam yang harusnya menjadi mobilisasi kekuatan atas problem sosial kini agama hadir sebagai simbol, fantasi dan cenderung hanya berada dipermukaan. Agama tidak benar-benar menyentuh ke sendi kehidupan dan bahkan menjadi ladang bisnis berlebelkan syariah, menjadi trend  yang menjajikan untuk anak muda zaman sekarang. Saya menyadari bahwa kelompok ini biasanya hadir ditengah-tengah dan membajiri media sosial begitu masif.

Pemikiran dan gagasan penulis dalam buku ini tidak lepas dari gagasan Islam progresif yang memandang bahwa agama bukan merupakan label dan simbol melainkan suatu nilai luhur dan mampu beradaptasi dengan situasi perkembangan tanpa menghilangkan nilai substansi dalam Islam. Islam yang hadir sebagai rahmat seharusnya mampu memerdekaan perempuan dan orang lemah, namun kritik atas situsi pemahaman Islam ekrimis kemudian Islam bergeser pada rutinitas mengahakimi kelompok agama lain dan kelompok tersebut cendurung takfiri.

Penulis melihat bahwa entitas manusia begitu luhur, keadilan yang diwacanakan harus menjadi tujuan. Kesetaraan perempuan dalam memenuhi hak-haknya disinyalir dianggap kaku oleh kondisi yang dianggap mapan oleh situasi tertentu. Perempuan yang dinilai hanya bergelut pada bidang domestik harus menjadi wanita patuh dan turut pada laki-laki dengan dalih pesan agama. Poligami, kekerasan seksual, kekerasan dalam rumah tangga menjadi sorotan sendiri bagi penulis dalam menyampaikan gagasanya. 


Keadilan gender dalam pemahaman Mba kalis membuka mata pembaca pada situasi dimana kesetaraan hak dan pemenuhan yang selama ini tumpang tindih. Perempuan harus segera dimerdekakan. Ia melihat dari situasi realitas bahwa perempuan selama ini terkurung pada budaya patriarki yang menganggap perempuan hanya sebagai obyek seksual yang tidak mempunyai  peran diranah publik. Ia ingin mendokumentasikan bahwa perempuan berhak untuk berprestasi, berhak mendapat pekerjaan dan upah yang memadai ditengah ketidak adilan gender. Data-data yang digelontorkan dalam buku ini menjadi argumen kuat bahwa perempuan rentan dengan stigma negatif dan disalahpahi sebagai manusia yang pasrah, jika melawan neraka adalah balasanya. Memang fakta dilapangan demikian. Perbudakan, perkawinan anak kadang menjadi alasan pembenar bagi kelompok ini atas nama nikah muda dan menjauhi dari maksiat. Namun situsi dilapangan, bahwa tingkat perceraian dan ibu hamil yang meninggal  berasal dari perkawinan usia dini.

Realitas pemahaman agama yang instan terjadi beriringan dengan orientasi kapitalisme. Bisnis Islam menjadi jualan yang laku dan banyak peminatnya. Islam dijadikan barang komoditi untuk siasat bisnis apa saja, mulai dari bisnis online, Hijab dengan kalimat marketing syariat dibumbui ayat suci dan perintah larangan. Disudut-sudut kota baliho terpampang iklan Islami yang menawarkan pendidikan Islam dengan promosi tersedia hobi sunnah memanah dan berkuda yang tergolong mahal hingga mengisi platform website pencari jodoh nikah siri, anjuran poligami. Bagi Mba Kalis narasi Islam yang dibangun jauh dari rasa keadilan terutama kaum perempuan yang menjadi peran utama diskrimasi relasi gender ini. Contoh diatas adalah bagian kecil yang ia paparkan.


Dalam buku ini, saya tidak sepenuhnya memberikan gambaran utuh pesan yang disampaikan penulis.  Hanya saja memberikan ulasan secara besar. Hal penting pesan yang saya ambil dari judul buku ini bahwa perempuam  berhak memenuhi haknya bukan semena- mena melawan ketidak adilan saja. Penting dari pada itu, bahwa penindasan yang terjadi atas nama perempuan harus segera musnah untuk maslahat umat dan negara. Saya sarankan untuk membeli buku ini dan mengulas dengan pemikiran yang terbuka dan paling penting beli buku asli bukan bajakan.

Post a Comment

أحدث أقدم