Khanza sebuah Ikhtiar Cinta




            SEBUAH PENYESALAN
            Ku kirimkan surat berupa kata kata yang pasif terontarkan dari bibir yang kelu, kalimat dan sebaris kata yang tak bermakna melambung harapan yang mungkin tak pernah sampai. dari kisah tragis percintaan yang tak pernah menemui temu akhirnya meluncur bak panah yang menghujam musuh. ku keluhkan semua keluhku pada tuhan, dengan geggaman Quran di tangan, ku untaikan cintaku padaNya yang sedang mengelus anak cengeng yang gelisah dimabuk harapan. cinta memang datang spontan, namun cinta itu tumbuh subur, tatkala egakauah Tuhan yang bertaggung jawab atas prasaan yang ku alami kini. nada doa dan harap ku kumandangkan setiapkali bertemu dengamu, apakah aku dosa ya Tuhan, pabila dalam setiap latunan doa ku selalu menyampingkan engkau sebagai Tuhanku, engkau ku anggap hanya sebagai pengkabul doa, yang setiap saat mungkin ketika kau tidak sibuk dengan hamba mu yang lain,kau baru mendengarku. di penghujung malam hingga terbit fajar yang siap membuka jendela, gengaman erat kalimatmu masih tersentuh menghujam qalbuku, ku bacakan surat-surat indah yang termaktub dalam al-Quran, ku baca perlahan sampai kuhayati. betapa aku telah jatuh hati padanya.

            Selepas subuh berjamaah, aku menuliskan surat, untuk ibuku. ini bukan surat yang  akan ku kirim ke rumah, melainkan lantunan senyum yang tertorehkan pada kertas yang dibumbui cinta. aku menulis tentang bagaimana perjuangan ibu yang mangasihiku. ialah ummiku, Juhriyyah namanya. namanya persis seperti Istri Rasulallah yang dibebaskan dari budak Yahudi . namanya memang sederhana. dibalik namanya ada kalimat cinta pada setiap geriknya. ia membimbingku dari aku balita hinga dewasa, hingga kelak aku bisa membahgiakan orang tua ku, orang tua yang tanpa suami bisa hidup sendiri membesarkan hingga menyekolahkanku. dibalik harapan dan doa terlanturkan setiap penghujung malam. tangisnya tersampaikan oleh lewat donya. barisan wudu yang jatuh kelantai adalah harapan dari bundaku. aku tersenyum,
" bu aku sudah besar sekarang, aku memiliki cinta kepada seseorang yang setiap kali datang menghampiriku. aku takut cinta ini akan menghalangiku untuk mengingat engkau. bu ajari aku bagaimanaaku bisa bersabar.

            Tiap subuh Kiai Helmi selaku pendiri pesantren dengan wibawaya mengajarkan al-Qura'n, suaranya indah bersahaja. dari gaya penampilanya tak lebih dari seorang ulama yang meiliki bobot ilmu yang begitu bersahaja. kami menghormatinya bukan karna takut. melainkan takjim dan patuh karna Ilmu dan patuahnya. aku baru saja 5 bulan dipesantren ini. meski umurku tidak lagi remaja. ada tuntunan yang harus aku lalui. yaitu menghafal Quran. setiap pagi kami murajaah, mengahafal setengah halaman kira kira 15 sampai 20 ayat,  dan di sore hari setengah lembar lagi. meski awalnya sangat sukar dan sulit ku lalui, karna terbiasa, alhamdulillah. kalimat yang awalnya terlihat sulit perlahan mudah terbiasa ku hafal.

kalian pernah mendengar kisah megenai Ibn Hajar Al- Asqolani beliau adalah keturunan orang mesir pada tahun 773 Hijriah. Ia pernah frustasi akan kebodohanya , ia sering kali lupa dengan ilmu yang telah dipelajarinya, ia bahkan terasing dan tertinggal oleh kawan-kawan karibnya. entah apa yang telah mempengaruhi otaknya, sehingga ilmu dan hafalan terasa sangat sulit untuk dihafalnya. dalam keprustasianya itu ia pulang kerumah dan memutuskan untuk meninggalkan gurunya. ditengah perjalan , hujan pun mengguyur dengan lebat , seketika pun ia langsung berteduh di goa yang berbatuan. sungguh Allah sangat bijaksana memberikan hambanya petunjuk. ia mendapati batu yang berlobang karna tetesan air yang terus menerus menimpanya. ia pun berfikir dan beriikad untuk kembali ke gurunya dan menceritakan tentang batu yang bolong karna tetesan hujan yang terus menerus, ia sadar bertul bahwa batu yang keras akan menjadi lunak ketika air yang lembut mampu melobangi batu. otak yang sulit dan keras pun bisa lunak dan tangguh jika dibarengi dengan sabar, rajin dan istiqomah. seketika itulah gurunya menerima kembali. atas dasar ini, ia menjadi ulama yang mapan dan besar dan mampu mengarang kitab yang kini dibaca dikalangan pesantren. seperti Fathu Baari, Syak shahih bukhari, Buugul Marom. Aku percaya bahwa, setiap kesabaran dan doa menjadi penolong. seperti doa ibu yang mampu menembus kelangit, mengisahkan sekeping cinta pada sudut malam untukku. sekeping kisah Ibn Hajar Al Asqolani, yang menjadi penyamangatiku

            Disini santri tidak hanya diajarkan untuk menghafal al- Quran melain juga kitab kitab klasik , seperti kitab fiqih, muamalah hingga ahluqul libanin. pesantren mengajarkan banyak cerita kesisiplanan ilmu yang tak sama ketika aku kuliah dulu. di pesantren disiplin ilmu bertujuan untuk memantapkan diri, membentuk pribadi dari ketidak berdayaan  terhadap dunia, sedang saat kuliah, bertapa kerdilnya aku , aku menganggap ilmu hanya sebagai komoditas untuk melahap dunia pernindutrian. meski sebelumnya saya belum pernah pesantren. namun ikatan emosional meresap melalui dinding dibalik pesantren ini.
" ibu ku, kau adalah sosok yang mengisparasiku. ia tau bahwa keputusan pesantren ku untuk mendalami al Quran di dukung penuh. meski belum pernah terlewatkan  sedikitpun niat. entah kenapa takdirlah yang menuntunku kesini.  
Bersambung.....









PESANTREN

            Suasana pagi, saat dingin masuk kesela sela bilik pesantren, deaunan masih anggun. terik matahari belum sampai. suara gemuruh santri yang bersautan membaca al-quran terengar indah di telinga. suara yang dilantunkan ayat-ayat indah. getaran suara masjid bermatulan saling bersahut sahut. kini udara serta pagi mengamini tentang semangat pagi, memberikan senyuman dan menyapa hangat santri-santri pondok Pesantren Salafi Tahfizul quran. gunung salak di arah Timur memastikan dirinya baik baik saja. ya disini kota seribu hujan dan seribu kenagan. orang bilang hujan itu adalah kenangan. kenangan bagi para perantau. sorban kiai, bajunya serta wanginya yang has sedang mengajari dan menuntun kalimat hafalan yang disetor didepan masjid. santri berbaris rapih memanjang bersila menungu giliran. sedang para santri yang senior pun menuntun hafalan santri santri lain, persis sama menunggu antrian.

            Sedang aku masih mengulang dan mendikte bait-bait ayat yang ku baca. aku latih kembali bibirku membaca lembaran-lembaran yang sebelumnya ku hafal, ku sulami ayat demi ayat dan makna yang terkandung didalamnya. itulah puisi terbaik, kalimatnya tersusun rapih , jika hatiku berisih seberih pilihanmu. maka ayat itu benar merasuk dalam qalbu. namun masih ada sekat dan dosa yang kuperbuat, sehinga ayat ayat quran yang kubaca tak memberikan efek pada diriku. ya Tuhan apakah aku termasuk orang munafik yang menghianati ayat sucimu.

            Sosok Umar bin Khatab adalah salah satu sosok yang benar benar memahami ayat dan kalimat al-quran. banyak peyair Arab megerti tentang syair bahasa arab. namun pengetahuan Umar tentang untaian kalimat indah itu membaut tubuh yang kokoh bergetar, muka yang penuh amarah saat berniat membunuh Muhammad padam . saat fatimah menyodorkan ayat ayat yang berserakan pun dibaca
Thaha, kami tidak menurunkan Al-quran ini kepadamu agar engkau menjadi susah, Melainkan sebagai pengingat bagi orang yang takut. Diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi, yang maha pengasih , yang bersemayam diatas asry.
kalimat itu adalah menawar bagi dirinya. kemarahan Umar dan penyelasanya terhadap sodara perempuanya Fatimah membuat ia bergetar merasuk selurh otot tubuhnya. masuklah umar dan bertemu  Muhaamad untuk mengucakan kalimat syahadat.

            Di pagi menjelang siang, santri menjalankan aktifitasnya masing- masing, yang sekolah pagi berangkat sekolah, mengenakan seragam seperti biasanya, sekolahnya pun tak jauh dari pesantren. hanya berjarak kurang lebih 500M dari pesantren. pengajian dimulai menjelang sholat dzuhur. itupun sudah terjadwal tidak setiap hari. sebelum menjelang magrib biasanya kami berduduk bersila mendengarkan sepatah tausyiah dari kiai sendiri. santri disini tidak banyak dan tidak pula sedikit. kelas kami dibagi menjadi tiga bagian. kelas Tstanawiyyah yaitu kelas untuk anak anak setara sekolah menengah ,kelas Aliyah yaitu kelas menegah ketas, dan Takhasus yaitu pengkhususan untuk mereka yang tidak sekolah. dan aku berada dikelas Takhasus. biasa terdiri dari anak yang beragam, tua muda dan hanya aku pribadi yang sudah merasakan dunia pendidikan kampus.
inilah jalan hidupku, tidak ada yang tau dan faham betul, takdir yang menjadikan ku menetap di sebuah pesantren yang diasuh Kiai Helmi. sosok yang berwibawa, sebagai seorang ulama yang alim. sosok kiai panutan. pancaran karismatik membuncah keluar dari gaya gestur tubuh dan bicarnya.
                                                      ####
            Azam,  jalan sertiap keberkahan adalah keikhlasan. kepasrahan adalah jalan terbaik bagi keterputus asaan. setiap anak yang lahir ke muka bumi memiliki jalanya masing masing. jurang yang curam harus dilalui, jalan terjal harus dilewati. kedewasaan dipupuk dari permaslahan. tidak ada jalan yang benar benar mulus. seorang yang ditus untuk meyampaikan risalah kenabian. tidak langsung turun dengan kelezatan. semakin Allah menyanyangi hambanya, ia memberi ujian dengan ujian yang ia tidak mengiranya. Tuhan memberikan ujian ada yang dengan kenikmatan dan keburukan. agar engkau tau jalan mana yang meski kau tempuh dan lalui. desir dala hati mengingatkan ku pada sosok perempuan hebat diluar sana. sosok yang ikhlas membiarrkan ku memilih jalan hidup. aku hanya berpamitan untuk beberapa bulan saja, menuntaskan misiku sebagai muslim, iya, kau tau apa itu. menghafal kitabuAllah


PULANG
            Betapapun engkau Rabiatul adawiiyah. ia mengenal cinta pada cinta yang benar benar tulus, mengahadap ridhonya. kadang aku malu, ketika terbesit bahwa ibadahku haya untuk menggapai surga dan takut neraka. sepintas teringat sosok Rabiatul Adwiyah. pernah suatu ketika ia membawa air di tangan kananya, dan membawa api ditangan kirinya. ia bercerita seandainya aku bisa memadamkan neraka dengan air ini maka aku akan padamkan, dan ketika aku mampu untuk mebakar surga, maka akan aku bakar. agar orang lain menyembahMu bukan karna surga dan Neraka. aku adalah sosok yang masih hina. aku terlampau jauh untuk memikat tuhan karna ibadahku. dari kisah ini kusampaikan bahwa pagi ini, ku pasrahkan hidup dan matiku karna Mu, takdir dan masa depanku ku cukupkan hanya untukMu. jika engkau menakdirkan hidupku dengan orang yang sholeh bawalah aku hingga ke surga nanti. namun ada kekhawatiran ketika aku belum mampu menjadi khadijah aku tak mampu lagi mendapatkan sosok Muhammad.

            Dipagi yang cerah ku gerakan badan sedikit untuk melegakan punggngku sehabis tidur yang kaku. kota jogja dipagi menjadi sorotan yang mempunyai arsitektur alam yang indah. gunung merapi yang gagah menjulang membusungkan dada sangat elegant di pandang mata. di kota pelajar ini. aku banyak belajar tentang makna kehidupan. dimana miniatur indonesia dengan orang yang beragam suku bersatu padu menjadi miniatur kota kecil bernama. setiap orang memiliki caranya masing masing dalam menafsirkan kehidupan. kesyukuranku adalah dipertemukan  oleh teman  yang bersusaha mendekatkan dirinya pada Rabbya. meski tak sedikirt dari mereka merupakan aktifis kampus. tak pelak aku belajar banyak dari mereka tentang organisasi intra maupun ektra. aku belajar dari mereka bagaiaman mengolah emosi saat berhadapan dengan lawan bicara. belajar sabar dan bertanggung jawab.

            Dering telpon berbuyi, ternyata terlampir pesan ayah yang sejak pagi meneleponku. ada apa gerangan pagi ini sudah ada pangilan dan pesan masuk. pesan singkat yang kubaca mengaharuskan ku pulang besok. ayah tidak menceritakan alasan prihal perintahnya, hati bergumam , dan bertanya. segeralah ku telopon kembali. dari percakapan jauh disebrang jawa kami bercengkrama. suaranya melambung dalam mengingatkanku pada sosok cinta yang luhur yang memberi tanpa menuntut aku memberi. ayah belum  bisa ceritakan ini kepadanku secepatnya.pungkahnya, aku mengiyakan, mungkin ada prihal penting tentang urusan keluaga dirumah. ayah bilang seh, ibu sedang rindu. entah apa alasanya. biasanya ibu adalah wanita yang kuat dan faham betul, meski khawatir dan rindu tidak mengharuskan ku pulang esok hari. segera ku urus kepergiaku pulang, tiket kreta saja, karna waktu estimasi tidak terlalu jauh. jogja jakarta cukup dilalui 8 jam. 2 hari lusa adalah waktu libur, jadi tak usah gusar untuk meninggalkan mata kuliah pada hari seninya. lagi pula aku pun rindu dengan suasana rumah yang sederhana. sosok ibu dan ayah adalah sosok  yang tangguh. meski mereka tidak hanya mengurusiku saja. ayah mempuyai anak didik yang di kelola di sebuah pesantren kecil. pesantren dimana ayah dan ibu sebagai pengelolanya. meski bukan pesantren elit, melainkan upaya dan tekad ayah saja yang peduli akan pendiikan pesantren. pesatren tersebut dibangun ketika almarhum kakek mempunyai anak pertama yaitu ibu. kebetulan ibu dari kalangan keluarga terhormat, pesantren adalah warisan dari kakek. dan ayah merupakan lululsan pesantren jadi wajar ayah dipercaya mengelola pesantren sepeninggal almarhum kakek, harapan ayah, setelah lulus kuliah. bisa sambil mengajar, meski jurusan ku tidak sepadan dengan dunia pendidikan. ayah selalu berpesan bahwa sekolah mendidik mu untuk menjadi orang yang bernilai bukan orang yang hebat. nasihat itu juga ditimpali oleh ibu yang anggun, bahwa sekolah mendidikmu untuk bisa berlaku adil dan jujur.

            Dipandang pasir yang tandus ada sesosok amirul muminin yang tangguh dan gagah perkasa, ia adalah Umar Bin ibn Khtab. ketika itu musim sedang didera oleh kemarau yang panjang, masa itu disebut masa abu, dimana tanah Madinah saat itu kering dan tandus. di tengah malam yang dingin menembus angin yang menusuk, Ummar keluar bersama Aslam untuk melihat kondisi rakyatya di tengah perjalanan ia melihat tenda yang lusuh terdengar dua anak yang  kecil yang menangis, karna umar penasaran , beliau pun datang dan melihat kondisi memastikan apa gerangan yang membuat anak mereka menagis. dilihatlah gubuk kecil yang lusuh seorang ibu yang sedang mengaduk bejana. selintas penasaran apa yang membuat anaknya menangis. diperhatikanya sedang menyiapkan makanan. dalam keheranya beliau bertanya, , latas amirul muminin menayakan lagi,.

Lihatlah, apa yang aku masak, aku memasak batu, berharap ingin membahagiakan anaku yang menagis agar ia berhenti menangis, aku memasak batu dan berharap kepada Tuhan untuk memberikan rizki dipagi dan sore hari, namun rizki itu belum datang juga, aku berharap amirul muminin tau, betapa ia sangat tidak adil, dan tidak melihat masyarakat kecil seperti kami. Setelah itu Umar dan Aslam pergi kembali ke Batul Mal dan membawaan sekarung gandum untuk diberikan. sepanjang perjalanan Aisam menyeruh , biarlah amirul Mumini saya yang membawanya, ia meminta. Sang Umar menjawab sambil memanggul beban, jagan jerumuskan aku ke api neraka, apakah kamu mau menaggung bebanku di hari kiamat kelak.? ucapnya penuh dosa dan rasa bersalah yang tak terhingga. setelah itu diberikanya gandum dan diserakanya. dan meyuruh ibu itu untuk mendatangi amirul mumini besok hari. terkejut ternyata yang memberi gandum adalah Umar bin khtab sendiri. dan meminta maaf karna telah menuduhnya.
            kisah ini meneguhkan ku bahwa sifat ketuguhan yang disosong oleh Amirul muminin tentang kejujuran dan tanggung awab amatlah berat. ibu dan ayah adalah mutiara yang tak mungkin ku jual berkat jasa dan didikasinya saat ini. nasihat ayah dan ibu terngiang ketika sekolah seharusnya mendidiku menjadi orang yang bernilai dan berlaku jujur. dari sentuhan kaki lah aku bisa berteduh pada surganya.

                                                          ####
            Suara mesin kreta berderu, pohon mengejar bayang dibalik kreta yang cepat melaju terburu buru. pemuda dan orang dewasa bercengkrama satu sama lain, aku bertemu dengan seorang ibu yang luar biasa di dalam kreta. aku berbicara prihal banyak tentang pengalaman ibu mengenai anaknya yang ia banggakan. ibu itu bernama bu fatma aku memanggilnya akrab, selama perjalanan ia bercerita tentang pendidikan anaknya. anaknya yang pertama kuiah dikampus negri UI depok, dan sekarang sedang sibuk bekerja dijakarta, anak keduanya perempuan pun sama. namun anak perempuanya telah menikah dengan orang diluar jawa. kepedulian ibu fatwa pada pendidikan anakya melahirkan kebanggan yang tak terhingga. itulah naluri seorang ibu yang mencitai anaknya tanpa berharap imbalan. perjalanan itu terasa mengasikan. perjalan terasa melaju cepat memebus lorong waktu.



AWAL PERTEMUAN

            Ada kalanya aku berbicara pada burung yang berkicau , menyampaikan pesan yang ia tak faham. aku berseteru kepadanya. engkau adalah burung yang ditakdirkan tuhan bersarang dalam tangkar. kamu terdiam membisu tidak lagi terbang bebas. kamu terkurung dalam kebebasan, kamu dipuja namun digadaikan. cintaku bebas tanpa  sekat aku bisa menjadi burung yang bebas dan berkicau mengepakan sayap terjun kelembah dan berteriak keras. aku mencintaimu bukan tanpa sebab. aku mencintai karna ada ruh tuhan yang meniupkan cahaya pada dirimu. setiap gerak dirimu adalah tuhan yang bersemayam atas cintanya. setiap letukan bibirmu bermandikan kain yang disipakan surga. kamu adalah jarak dan aku adalah jantung yang setiap saat kita berhenti maka kita mati bersama. jangan kau halangi aku tuhan ntuk mencintainya sepenuh hati, mengenggam erat jantung dan sukmanya. seperti cinta yang tak sederhana menyampaikan haus dikala dahaga.

            Teringat gadis yang bertutuh hangat saat dipejalanan jogja jakarta. itu pertemuan yang mengabadikan jalan jiwaku. membusungkan ingatanku akan hadirnya sosok yang anggun. awalnya decak kagum mengilhami diriku, aku tak percaya bahwa pertemuan itu menjadi panjang, pajang berdurasi yang tak terhingga. rindu ingin lagi melihat wajahnya. kebaikan dan tutur katanya. gadis belia, baru saja dipanggil oleh keluagranya untuk urusan yang ia tidak bicarakan. ia menitipkan pesan kepada ibu yang dihadapkanya. bu fatma namanya, aku masih tegur dan sapa melalui batin yang menjaga. ingatanku melayang melambung pergi. dari dirinya aku berusaha memperbaiki diri, lain kali perasaan ini ku tanggalkan pada doa ketika malam, ku sulam lantunan doa yang terpanjatkan. sembari memohon dan meminta petunjuk Tuhan. Oh tuhan detak jantungku melaju cepat saat pertemuan awal itu, aku menyadari akan beruntut panjang. pertemua itu menjadi sejarah kecil bagian hidupku. dia gadis yang tak seperti biasa, gadis yang hanya memakai keruddung seperti wanita biasanya. namun cinta datang begitu cepat mudah meleset seperti busur panah yang terlepas dari panahnya. mudah seperti anak kecil yang merenge meminta uang jajan. apakah ini nafsu atau cinta. saat itu ku beranikan diri untuk mengenal ia lebih dalam. kupejamkan ego yang menakutiku. ia adalah sosok gadis cantik keturunan kiai. tak mudah aku beradaptasi dengan keluarga yang dilahirkan oleh benih agama yang dalam. sedang aku terlahir dari anak yatim, yang diasuh oleh ibu. pendidika ku sejak kecil hingga kini kuliah dikampus yang tidak ada kaitanya dengan Islam.

            Dalam perjalanan panjang itu, kreta perlahan terasa pelan, membayangkan masa masa panjang. oh Tuhan kenapa cinta ku meleset secepat ini. aku yang tak pernah mengenal jauh dan mengerti persoalan asmara , menjadi berubah drastis menjadi ahli dalam soal asmara.  dalam perjalanan itu, ku sisipkan dialog kami, mengenai basa basi menyoal tetang kehidupan dan asal daerahnya. aku pun menjaga diri pada dirinya berharap agar ia bisa melihatku menghargai selayaknya seorang lelaki yang sejati. dari obrolan panjang, kebetulan ku sisipka kartu nama dan meminta alamat rumah. awalnya ia sangat kaget. karna aku mempunyai kepiawan dalam bernogosiasi ia rela memberikan alamat rumahya, alasanku haya ingin bersilaturahi dengan pemilik pesantren. tidak lebih. ia pun mengiyakan. dari dialog yang hangat, dari ibu fatma dan saya serta gadis  yang bernama Khanza.
ya, aku memanggilnya Khanza , nama yang unik yang diberi ayahnya. Khanza adalah mahasisswi kampus swasta Yogyakarta yang saat itu beranjak semster enam sedang aku terlampau 3 tahun jarak usiaya. ia memanggil ku mas Azam , panggilan itu hangat dan terdengar indah di telinga. itulah awal pertemuan yang melaju melesat satu tahun lalu. ya tahun yang indah diawal percakapan hingga penghianatan.

                                                                               ###
Zam , pak kia Helmi memanggil, imbuh temanku dari kejauhan, teriaknya dibalik tembok terasa jauh
gumamku, kiai biasanya menyuruh ku untuk mengantar pergi kesuatu tempat, entah itu ke tempat saudara. tempat mengisi pengajian. biasanya aku menjadi sopir pribadi kiai, karna mungkin aku terlihat dewasa. dari santri yang lain. dengan itu kiai selalu mempercayaiku untuk menjadi sopir pribadinya. dihadapan kiai awalnya  sangat canggung. karna terbiasa berbincang diperjalanan. kedekatan itu menjadi semakin dekat. bahkan dari awalnya menjadi sopir, pak kiai selalu menawarkan makan di rumah. membantu pekerjaan rumah, seperti membawa air, membersihkan kamar mandi hingga memijat kiai.
Pesanten yang diasuh pak kiai tak semodern pesantren dilaur kota, apalagi sekelas pesatren gontor. pesantren yang dihimpit kota dan perkampungan menampilkan suasana modern dan tradional. ke arah utara akan menemui kota dan ke selatan menemui bukit pegunungan. sawah mengelilingi pesatren, kami sering berteduh jika sore hari tiba. sambil mengulang hafalan kami bermurajaah bersama.

Hari ini aku mengantarkan kiai Helmi untuk menjemut anaknya, yang dahulu dititipkan dipastren Lirboyo. hampir satu satu Tahun sekali Annisa panggilan sapanya pulang kerumah. kita jemput di terminal kota, imbuh kiai menyuruh. bergegas mengiyakan.
Dalam perjana kiai berbicara apa saja yang menjadi pembicaranya selintas namun bermakna. kisah yang teringat adalah ketika kiai bercerita bahwa Rasulallah  juga mahluk yang memiliki humor yang tinggi. pernah suatu ketika saat pekumpulan disertai oleh sahabat sahabat disuatu majlis, disuguhkanlah kurma didepan rasullah , Umar  dan sahabat lain, Rasullah sehabis makan kurma , biji kurma sengaja diletakan didepan tempatnya Umar, slintas Rasulallah berseru, lihatlah sahabatku, Umar adalah mahluk yang paling serakah. lihat saja biji kurma berkumpul didipanya. sekilas sahabat tertawa. dan Umar pun menimpali, bukankah Rasulallah yang serakah lihat saja didapanya, kurmanya bersih tak tersisa. Rasulallah mengahabiskan kurma berserta biji bijinya. gelak tawa sahabatun memecah..
mobil bermuatan 8 orang mealu cepat, melintasi kampung , hingga jalan mengahambat tak terasa tujuan pun tiba.

                                                     #####

            Annisa memiliki wajah hampir mirip dengan ayahya. Cantik semapai dengan ibunya. bersahaja dan santun terhadap orang tuanya. ia memiliki daya yang memikat bagi pria yang pertama kali meneminya. hidungnya yang mancung serta matanya yang tajam. terlihat sekali bahwa annisa adalah keturunan pilihan yang dianugrahi kecantikan. Annisa masih remaja , namun kemapanan dan kecerdasan serta sikap keibuan menjadikan ia terlihat seperti orang dewasa. dari sikap tutur dan kedewasaanya. Ia seperti Khanza sama sama keturunan dari anak kiai. yang memiliki kecantikan yang tak kalah jauh dengan Khanza. Namun Khanza adalah gadis pilihan yang diciptakan Tuhan dari gadis yang terbaik. bagiku Khanza adalah gadis yang sekilas tangguh kepribadianya, meski jarak dan mata tak pernah mengintainya, namun Ilham dan pengetahuan itu terus mengucapkan tasbih untuknya.
Kiai Helmi mempunyai 3 anak,  anak pertama bernama Aldi Alfi Syaidi sering disapa kang Aldi dan Annisa disapa Caca, dan yang paling kecil bernama Shintya. ketiganya memiliki hubungan keluarga yang harmonis. kiai kadang kali bercerita tentang Annisa, yang padai dan berprestasi. kerap kali ada anak muda yang datang kerumah bermaksud untuk melamar , namun kiai masih belum menentukan pilihan, lagi pula Annisa masih belum Ngebet untuk berbicara masa depan termasuk masalah pernikahan. ini adalah awal pertemuanku dengan Annisa, yang tak lain adalah anak perempuan dari kiai.


Annisa
                                                                
            Apakah Cinta yang membawaku kesini. sandiwara telah berlalu. Khanza kamu gadis yang tak mampu dijelaskan oleh rupa. andai saja kecantikanmu melekat pada sayap burung yang patah. niscaya ia akan tumbuh dan terbang ke luar angkasa. cinta ini tumbuh subur lebat dalam diriku. sehabis seutai sholat. namamu terpampang dalam bait puisi doaku, kusampaikan namamu pada lagit, ku dongkakan nama mu itu  melambung tinggi dan setingginya. siapakah yang menggerkan rasa ini, sehingga larut menyusup qalbu. akankah kecintaanku ini terus menjadi penyakit yang tumbuh lewat luka yang tak pernah di sanjung oleh dewi pujangga. apakah kamu mau Tuhan bertanggung jawab atas rasa ini. kau ciptakan gadis yang mulia, kau berinya secantik khadijah kau hias tubuhnya seperti zulaikha.

            azam, kiai memnaggil. santri lain memanggil aku, padahal waktu hampir zuhur, beberapa santri siap untuk melaksanakan sholat berjamaah. sarung dan seperangkat pakain alat santri peci hitam nasionalis bungkarno gagah terlihat dicemin kamar. kamar yang hanya disi oleh kawan, mereka masih belia, namun nampak ilmu agamanya lebih tinggi dari diri pribadi.  ku kenakan pakain putih yang sudah ku teriska rapih, jangan lupa wewangian melebur dalam pakain bersih. semua aman dan sudah teruji standar untuk menghadap Allah SWT. seteah sholat zuhur tiba, aku dipanggil kiai untuk mengahadap. beberapa hari ini, seringkali keluar masuk kerumah kiai. urusanya bermacam- macam. kiai yang mulai mengenalku lebih dekat terkadang aku sungkan dengan santri yang lainya yang sudah lama tinggal digubuk pesatren ini. alasanya karna mulan hanya diri pribadi yang bisa mengantarkan kiai menggunakan mobil, setelah pak parjo sopir kiai harus pulang dan mengundurkan diri oleh sebab yang tidak dicerikan kepastianya. pak parjo sudah bekerja hampir 7 tahun lebih, sudah hafal betul rute dan kunjungan yang dilaluinya. bahkan Annisa merasa kehilangan dengan sopir pribadinya itu. suda saatnya yang abadai akan kembai, profesi jabatan, bahkan sopir pun akan kembali, menunggu panggilan dan alasan tertentu yang memaksakan pak parjo harus kembali ke kampung halaman. untuk beberapa waktu ini. aku harus menggantikan posisi pribadi kiai, meskipun beberpa kali kerap menolak dengan halus, merasa diri belum pantas, apalagi jadwal ngaji dan hafalan yang belum disetor. kiai selalu berdoa utuk santrinya, setiap sholat, dalam diam dan zikir, tak terlewatkan. santri lain bergumam bahwa, kemudahan dalam menghafal adalah salah satu doa mujarab dari kiai.
ya siang itu, ketika terik matahari sedang pongah. teriknya merasuk umbun kepala kami bersiap untuk pergi keluar kota untuk keperluan silaturahim. kali ini , aku kiai, bu nyai da Annisa sudah siap siap rapi. kusiapkan keperluan yang peru dibawa. karna perjalanan ini lumayan jauh untuk diptempuh. harus melintasi jalan yang terjal hingga kemacatan sudah terbayang didepan.  mobil melesat keluar gerbang. melaju setenang mungkin. obrolan pun menghiasi ruang ruang mobil. Annisa yang sadari terdiam tadi pun berbicara. menganai alasan mengapa mas Azam berniat untuk menghafal di pesantren ini. aku pun spontan panik, dan salting. ia juga tau jika diriku adalah lulusan peruguruan tinggi di kota gudek. pertanyaan yang mulai muncul dalam dirinya bertaya. jarang sekali orang yang lulusan perguruan tinggi malah meneruskan ke dunia pesantren, bukan kah impian selanjutnya yang meski dikejar adalah karir pendidikan. aku menjawab semampu ku saja. jika alasanku adalah perintah ibu. sebelum melanjutkan dunia karir , ibu memintaku untuk menghafal quran. setelah itu kamu bebas untuk menggapai cita citaku. itu perintahnya
kenapa tidak dari dulu, Annisa menimpali jawabanku.
sekilas kubaca pertayaan selanjutnya. ya karna dulu tidak sempat kepikiran, jawabku sambil ketawa sedikit.
mengenai latar belakang ku saat pendidikan itu, Annisa mengetahuinya dari kiai, mungkin ia cerita sedikit prihal kepribadianku.
dalam perjalan yang belum menemukan ujung aspal , seseklai kiai memujiku di dapan Annisa. duh pujian itu terasa berlebihan kiai. bagi kiai itikad ku meneruskan pendidikan pesantren setelah lulus dari perguruan tinggi adalah hal yang jarang bahkan tak ada. azam adalah lulusan Hukum yang kini berprofesi sebagai sopir kiai. hehe pak kiai cuma bercanda ko azam. suara kiai di sambut oleh bu Nyai yang tampak lebih kalem dan diam dari awal perjalanan. perjalanan itu melukiskan drama , menyubangkan pemikiran. bahwa Ilmu memunyai puncak bernama ahlak ilmu bukan barang komoditas yang akan di jual dipasaran. dalam islam ilmu adalah upaya pemebentukan pribadi. ilmu sains hadir untuk mengilhami driri kepada ketafakuran. ilmu agama untuk memperkokoh cara beragama. semuaya memiliki keistimewaan, dikotomi ilmu mungkin manusia yang membuat sendiri. ketika disiplin ilmu memupunyai anatominya masing masing. maka ada pemisah anatar ilmu agama dan Umum. padahal jika kita menelik sejarah masa kejayaan islam melahirkan tokoh tokoh luar biasa, kita mengenal Al-kindi, Ibnu sina, Ibnu Rush , higga Imam Al-Ghazal. mereka mendalamiilmu agama untuk mengabdi kepada Tuhan.
                                                                         ### 
Bersambung..............


Post a Comment

أحدث أقدم