
Perdebatan yang tak
kunjung usai terus mengalami pemahamn baru. Islam fundamentalis berhadapan
dengan islam modernis, islam intoleran harus bertarung dengan Islam yang
menjunjung tinggi Humanisasi, islam liberal, dan faham radikalisme yang
menjamur Negri saat ini.
Agama Islam sejatinya sudah jauh
hari mengalami perdebatan, dan pertentangan sejak rasulallah SAW masih hidup
pun, Penolakan ajaran islam bukanlah hal yang lumrah. Perang sifin antara Ali dan Fatimah yang
menimbulkan faham syiah, perdebatan kaum Mutazilah
dan Sunni, jabariyah.
Ajaran wahabi serta masih banyak
pemahaman islam yang dulu pernah muncul. Perdebatan antara Islam dan Sains pernah
mengalami krusial seperti halnya evolusi Manusia yang digagas oleh Darwin harus
dipecahkan oleh Al- quran.
Dalam sejarah panjangnya Islam mengalami beberapa decade,
awal masuk Islam, masa ke emasan pada dinasti Ummayah dan abbayiah dan abad
stagnan tanpa adanya maju dan mundur umat Islam yang jelas pada masa sekrang
kita hidup. Dari beberapa decade masa setelah masa ke emasan Islam terjadi
banyak pergolakan pemikiran- pemikiran baru dalam islam, lahirnya filsafat dan
tokoh islam pembaharu, Muhamad abduh, Rasyid Ridho, Asghor, M. Arkhoun, Hasan
hanafi atau yang sangat terkenal Jamaludin Al afgani adalah salah satu yang
menjadi kesadaran Umat islam Indonesia dalam semangat patriotism dalam merebut
kemerdekaan.
Dalam sejarah Panjang Islam
Indonesia yang masuk pada abad 7 M, bertepatan dengan masa Utsman bin affan yang
awalnya islam Nusantara dalam kedamain dan nuansa islam yg kulturalnya terhadap
nilai nilai Islam. Barulah ketika abad ke 13M wali songo menjadi peran penting
sejarah yang perlu diingat yang menyebarkan islam di Nusantara. Dalam sejarah
singkatnya hingga merdeka, peran santri dan kyai dalam merenggut kemerdekaan
tidak lepas dari pengaruh pesantren- pesantren. lahirnya Muhammadiyah Th 1912 M,
, disusul Nahdatul Ulama, Serikat Dagang Islam ( SDI) serta aliansi daerah
daerah nusantara yang bergerak dan berjuang atas nama semangat Islam. Dari data
sejarah Indonesia ini lah, kita mengambil sub bahwa, islam di Indonesia lahir
dari peran santri dan kyai Sunni yang
berasal dari kultural dan budaya Indonesia. Bukan negri Arab lah yang
menancapkan bendera merah putih.
Data data sejarahlah perlunya dicatat
untuk melihat situasi Negri sakarang ini.bahkan lahirnya idiologi Pancasila pun
melahirkan banyak perdebatan dikalangan ulama, Perlukah Negara Islam atau Negara
yang beragama islam dalam rumusan Pancasila. Tokoh agama dan nasionalis dalam
menyusun 5 sila mendasar tidaklah semudah yang dipikirkan. Perlunya pendamping
tokoh agama dalam meyusunya yang akhirnya idiologi ini di modif sebagian rupa
sehingga Pancasila merupakan niali islam itu sendiri. Masih dengan sejrah sebagai
realita konflik sekrang ini.
Pergolakan dan perdebatan terus memuncak pada Orde
baru, aliran aliran baru serta terjadinya konflik pemecah belah rezim otoriter
perlu kiranya menjadi acuan kembali. Setelah orde baru wajah islam berubah
menjadi nuansa yang begitu menakutkan. Islam sebagai sebuah sensitifitas antar
kelompok yang melahirkan perpercahan antar umat. Kasus pembakaran Greja,
konflik Poso.dan masih banyak data kasus atas nama agama lainya. hingga samapai
detik ini konflik anatar agama bukan lagi antar kepercayaan. Melainkan satu
kepercayaan yang saling mengkafirkan satu sama lain.
Dari data sejarah singkat. Islam
yang dipandang beupa fungsi dari suatu nilai menjadi sebuah sekte sekte baru
legal formil. Antar pengikut faham garis lurus yang memahami hanya lingkup syariat.
Harus memaksakan diri sebagai Islam yang berdiri pada ajaran kelompok- kelompok..
Islam liberal dan Islam garis keras seperti faham radikalisme misalnya. Dua faham
tersebut sangat bertentangan cara befikirnya. Islam liberal yang biasanya
beranjak dari logika revormistik yang
merduksi hukum-hukum dan wacana baru Islam yang bernuasna modern dengan
fundamntalis (ideal totaistik) yang
menjadi lawan sebagai islam yang kaffah ( Murni Islam).
Lahirnya radikalisme
yang menjamur di negri ini, dalam fakta sejarahnya jauh dari cita cita ulama
terdahulu dan nilai Pancaila itu sendiri. Radikaslisme yang melahirkan anarkis
sangat memaksakan bahwa islam bukan lagi sebuah ajaran. Melainkan sebuah mahluk
yang dijunjung tinggi. Sehingga apabila ada yang melawan dan bertentangan
denganya harus di bela dalam bentuk apaun. Islam bukan lagi sebuah niali rahmatan lilamin berlaku bagi semua umat,
islam hanaya berlaku bagi kalangan kelompoknya yang mengatas namakan kebenaran
tunggal. Sehingaa Allah SWT hanya di
anggap sebagai tuhanya umat islam saja, nabi muhamad hanya umatnya umat muslim
saja.
Indonesia saat ini terjerat oleh
kasus kasus yang mengatas namakan agama sebagai pengambilan otoritas kebenaran.
Intoleransi dalam kehidupan perlahan hadir mengikat kehidupan yang tanpa sadar
merusak kerukunan NKRI. Cita cita dalam nilai Pancasila kian hari semakin
retak. Melihat situasi konflik yang kerap muncul atas nama ajaran agama. Sifat intoleransi
ini dibawa oleh ormas kecil yang menggap dirinya sebagai pembela Islam yang kerap
hadir bukan sebagai sebuah solusi melainkan sebuah patriot anarkis yang jelas
metode dakwahnya sangat berlawanan dengan idiologi pancasila. Berbeda dengan Toleransi yang dibawa oleh dua sayap ormas
besar NU dan Muhaamdiyah telah mencerminkan Islam ke indonesiaan yang
sejatinya.
Pengalaman serta sepak terjang yang dibawa sampai detik ini
merupakan cerminan bagaimana Indonesia menggiring kerukunan, persatuan antar
ummat dan yang terpenting mereka sangat menghargai perjuangan para ulama- ulama
terdahulu yang mempejuangkan kemerdekaan. Menjaga keharmonisan antar umat
beragama sebagai cita citanya. NKRI yang
di sologankanya merupakan harga mati. Ulama ulama yang lahir sampai detik ini
mereka tau dan mungkin sangat enggan untuk berkomentar lantaran banyak kalangan
umat muslim yang ikut- ikutan menjangkit faham radikalisme akan mengganggapnya
sesat. Mungkin saja akan menggapnya kafir.
Timbulnya faham radikalisme bukan
sebuah lawan bagi ke dua ormas tersebut. Melainkan bagaimana antisifasi dan
ketakutan tersendiri bahwa Indonesia tidak akan cocok dengan islam yang ke
arab- araban, yang ingin mendirikan daulah
islamiyah dan khilafah. Islam bukan
lagi soal modis dan gaya islam hadir sebagai nilai kehudpan sehari hari. Islam menyelusuri urat nadi yang mengontrol
gerak gerika prilaku manusia.
Fitnah antara ulama dengan ummatnya
karana ketidak fahaman umat akan ilmu agama kerap kali menyalahi kodrat. Ketidak
ikut sertaan Nahdatu ulama dan Muhammadiyah dalam aksi 121 misalnya. menjadi
pemicu kemarahan yang kerap kali difahami ke dua sayap tersebut tidak lagi
sesuai dengan syariat islam. ketidak ikut sertaan bagi orang yang awwam akan
menganggap NU dan Muhammadiyah tidak lagi relevan dengan ajaran syariat islam.
ketidak ikut sertaan ke dua sayap tersebuat bukanlah tanpa alasan, melainkan
banyak sekali yang di pertimbangkan mealui kajian fiqih, batsul massail . kaidah fiqiah. Yang mungkin jarang bagi banyak
umat muslim yang mempertimbangkan hal ini. Ormas yang menganggap pembela umat
islam menjadi raja atau dan harus disanjung lantaran keberhasilanya
mempersatukan ummat islam dalam membela agama. Padahal masih banyak yang
terselubung utusan NU dalam mengawali, dan menertiban aksi tersebut. Entah mau
dibawa kemana islam Indonesia sekarang, ketidak jelian umat dalam memandang
sesuatu hanaya berkutik degan yang tampak saja. Tanpa menyelusuri dan mendalam
bagaiman ajaran islam itu seluas samudra.
إرسال تعليق