Aktris dan Kedermawanan Masyarakat kita

Give away Baim wong dan Paula


Sejak kecil kita sudah diajarkan untuk berbuat baik kepada siapa saja. Kita diajarkan menjadi penolong antar sesama. Inilah yang memotivasi sebagian orang untuk  berbagi kepada orang yang tidak mampu. Baik rezeki berupa harta, waktu dan tenaga.


Indonesia termasuk negara yang paling darmawan, hal ini dinobatkan oleh Chairity Aid equipment tahun 2017. Hal serupa juga dimana Indonesia merupakan negara paling religius di dunia dari 32 negara lainya menurut survei lembaga Think Thank asal Amerika , sejajar dengan masyarakat Filipina yang didominasi oleh penganut Katolik.


Seperti yang sudah dijelaskan di atas. Kedermawanan Indonesia juga sering tergambar di stasiun Televisi. Saya sering kali melihat  stasiun tv tentang acara donasi. Sebuah program yang di setting untuk membantu orang yang tidak mampu. Acara ini melibatkan para aktris, seperti Ruben onsu dengan acara serialnya bertajuk " Diary The Onsu" dan acara yang sedang ramai di sponsori Rafi Ahmad, Baim Wong dalam acara "Give Away". Para aktris ini membagi rezeki secara percuma kepada penonton. Meskipun begitu, give away adalah program untung-untungan.


Layar telivisi yang kita tonton setiap harinya, selain berperan sebagi wadah informatif dan pengetahuan. Stasiun Telivisi berperan sebagi money oriented. Pemilik Telivisi mempunyai strategi pasar dalam melihat peluang selera masyarakat Indonesia. Semakin banyak penonton, semakin tinggi juga rating pendapatan iklan. Jadi, tidak lah aneh, jika para artis yang dipilih berdasarkan juga pada pertimbangan sosok yang selama ini kita kenal. Seperti Baim wong yang familiar dengan sikap kebaikannya di akun YouTube nya.


Hal itu saya sambut sebagai hal yang positif. Di balik kedermawanan para artis juga masih banyaknya orang-orang di sekeliling kita yang perlu bantuan dan pertolongan. Nilai kedermawanan ini tentunya harus berdasarkan pesan agama. Kemiskinan dan penderitaan orang-orang  juga tanggung jawab peran manusia lain dalam menolong sesama.



Memberikan rezeki tidak harus dengan harta. Begitulah pesan yang acap kali kita dengar. Jika tidak mampu dengan harta. Kita memberikan bantuan berupa tenaga dan waktu berupa skill dan apapun yang manusia punya. Pesan nilai transdental ini harus menjadi nafas ditengah masyarakat kita yang semakin individualistik. 


Evolusi sosial yang beranjak ke dunia digital. Mampu memanfaat situasi ini menjadi hal yang positif.  Seringkali media sosial juga ditempatkan sebagai platform untuk berbagi kasih secara masif. Pendekatan teknologi ini mampu dimanfaatkan secara baik oleh citra masyarakat kita. 


Hal yang perlu dipertimbangkan dalam bersedekah adalah kerelaan hati dan ikhlas memberi. Dengan demikian rasa ikhlas ini akan memperkuat iman serta membersihkan hati dari rasa ria dan sombong. Meski begitu, saya menyadari bahwa ditengah gempuran kekuatan kapitalisme, masih ada banyak manusia yang dermawan di negeri kita.

Post a Comment

أحدث أقدم