Dibalik Perwujudan Semesta

pemandangan persawahan dan sungai terlihat sejuk dan tentram
pemandangan persawahan dan sungai terlihat sejuk dan tentram



Kali ini Kiai Hikam dengan keteduhan  wajahnya mengajak santrinya untuk mengelilingi sawah-sawah yang ada di belakang kobong area pesantren Kiai berpenampilan sederhana dan bersahaja, Ia menggunakan kaos putih dan sarung yang diikat di pinggang  menelusuri bilik persawahan yang terbentang luas 

“Lihatlah nak, hamparan sawah yang luas selalu memberi  pemandangan yang bagus. Ia memberikan ruang bagi angin yang berhembus. Kalian bisa merasakan terpaan angin ketubuh kalian tanpa kita memintanya. Begitupun dengan matahari, selalu berteduh menyeimbangi alam tak bukan? 

sambil mangguk-mangguk santri mengiyakan ucapan kiai yang sedikit berbau aroma sastra. 
Sejenak Kiai itu berhenti dan menoleh kebelakang. Menatap lembut ke santri putranya yang juga diam mendengarkan. 

"Wahai anakku, apakah kalian melihat Allah disini.?" Sontak para santri yang masih belia ini menoleh ke kanan dan kekiri, memperhatikan. setiap sudut ruang, seolah sedang mencari Tuhan. Kiai tersenyum, dan menarik nafas melanjutkan pembicaranya, 

"Dunia ini adalah ruang yang memiliki waktu, sedang Allah tidak. Allah menampakan dirinya dibalik selubung Alam yang ia ciptakan, Adanaya udara yang kalian hirup, sungai yang mengalirkan bagi kahidupan ikan-ikan, serta rumput yang kita pijak dan lihat adalah bagian dari kuasanya yang  tampak."

"Kalian perhatikan Matahari di atas sana". sambil menunjunjuk ke arah mata surya 
"Dibalik keberadaan jarak yang pas, serta ukuran diameter yang seimbang. Buah yang tumbuh akan subur disertai  pantulan cahanya, dengan sinarnya pula emas dan logam dilahirkan, pohon yang dulu diterpa musim dingin dan kemarau akan tumbuh dan kembali subur. Tidak lah tuhan menciptakan sesuatu tanpa percuma 

Lalu, bagaimana jika matahari itu dekat dengan bumi,? 
Kiai bertanya lagi Santri diam dan meminta untuk meneruskan nasihat Kiai 
" Maka dunia akan hancur berkeping-keeping. Begitulaah adanya apabila Tuhan menampakan dirinya secara nyata, bukit Tunisia saat Musa ingin melihat wujud Tuhan pun meleleh di buatnya. 
Dengan itu, kita perlu melihatnya dengan menggunakan mata hati yang bersih dan fikiran yang luas agar kita tau bahwa dibalik alam serta pepohonan yang memberikan buah,  sesunguhanya  Allah menampakan dirinya dibalik semua semesta ini, seperti gunung, bebatuan, dan sampai diri kita sendiri meliputi organ tubuh yang kita miliki berfungsinya dengan peranya"

Para santri termangguk-mangguk. Mengiyakan maksud Kiai bahwa Tuhan hadir dekat dengan apa yang kita lihat. Semesta adalah bukti keberadaanya. Hal yang terpenting adalah menghargai semua ciptaanya sekalipun kepada cacing yang menjijikan. 

Qs. Al Arf 143. “ Tatkal Tuhan menampakan diri kepada gunung itu, dijadikanya gunung itu hancur luluh :

Post a Comment

أحدث أقدم