4 Hal yang Menjadikan Manusia Sempurna (Sebagai Insan Kamil)


gambar foto seorang sedang belajar agama islam

Dalam kesempatan ini penulis ingin menshre hal yang bermanfaat bagi pembaca setia bukanarasi.com. Bermula dari acara tahlilan malam pertama kematian. Saya mengutip isi ceramah yang disampaikan Ustad. Fajrurohman Lc. Beliau merupaka lulusan pesantren modern Ummul Quro Al-Islami Bogor dan melanjutkan studinya di Tahrim Yaman. Dengan logat pembicaraan betawi. Beliau sempat menyampaikan tema tentang "4 hal yang menjadikan manusia sempurna (sebagai Insan kamil)

Mengutip dari karya buku Al-habib Alawi bin Muhammad Al-Haddad berjudul "Al-Hikam". Ia menyampaikan empat point pokok menjadi manusia yang sempurna.

Pertama, Ilmu
Ilmu dalam Islam adalah gerbang utama dalam meraih dunia dan akhirat. Tanpa Ilmu, amal perbuatan tidak lah bernilai dan berarti. Ilmu menjadi pedoman jalan memahami syariatNya. Seperti sholat tanpa Ilmu tidak akan diterima secara sempurna. Al-Qur'an dan Hadis banyak menyeru umatnya untuk menuntut Ilmu. Seperti dalam Hadis "Utlubul Ilma minal Lahdi ila Lahdi". Hadis ini memerintah umat manusia terus belajar  dari semenjak manusia dilahirkan hingga liang lahad. Hal ini menegaskan kewajiban menuntut Ilmu tidak berdasar pada pendidikan S-1 atau sampai S-3. Melainkan terus sampai manusia dimakamkan. Menuntut Ilmu dalam hal ini bermaksud untuk mencari Ridho Allah agar semua Ilmu yang diraihnya mendapat keberkahan. Dan al-Quran maupun hadis tidak secara tegas merinci macam ilmu asalkan Ilmu yang dipelajarinya dapat bermanfaat dan bernilai bagi manusia dan membimbingnya menuju Akhirat.

Kedua, Al-Amal (Mengamalkan)
Proses kedua dari mendapatkan ilmu adalah dengan mengamalkan. Akan menjadi hal yang sia-sia jika ilmu tidak bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Ada halnya ilmu dapat diamalkan maupun hanya sebagai pedoman kehidupan. Praktik mengamalkan ilmu yang dimiliki adalah dua proses yang berbeda. Seringkali manusia mempunyai ilmu dan wawasan yang luas, namun nihil mengamalkan atau bahkan menjadikan pengetahuan sebagai tameng untuk membodohi orang. Maka inilah hal yang penting. Proses pengalaman ilmu yang dimaksud adalah semata-mata untuk mencari ridho Allah. Ilmu yang tidak diamalkan seperti halnya Pohon tanpa buah "Al-Ilmu bila Amalin kas syajarin bila stamarin". yang menegaskan bahwa pohon tanpa buah tidak akan memiliki nilai yang dapat dimanfaatkan dan dinikmati orang lain.
Ilmu yang tidak diamalkan seperti halnya Pohon tanpa buah "Al-Ilmu bila Amalin kas syajarin bila stamarin"

 

Ketiga, Al-Ikhlas (Ikhlas) 

Dalam agama Islam, manusia diperintahkan untuk menjalani proses daripada menikmati hasil yang instan. Proses dalam ibadah maupun bekerja harus di jalani dengan ikhlas tanpa meminta imbalan yang lebih. Meminta sesuatu merupakan hal yang wajar sebagai naluri manusia. Namun dalam hal ini, setelah melalui proses mendapatkan ilmu dan mengamalkan, Selanjutnya dijalani dengan rasa ikhlas. seperti halnya dalam melaksanakan ibadah mahdoh seperti sholat dan ghoiro mahdoh seperti bekerja harus juga berdasarkan rasa ikhlas dan sabar Hal yang perlu disadari bahwa keikhlasan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Adakalanya setiap perbuatan harus menyadari akan hal ini. karena dengan menumbuhkan rasa ikhlas dama beribadah akan menuju tujuan yang mulia. Selain itu, ikhlas juga mengantarkan manusia untuk membersihkan diri dari rasa iri, sombong, tamak dan meluruskan setiap perbuatan semata untuk mendapatkan ridho-Nya.

Katakanlah sesungguhnya sholat ku, hidup dan matiku, hanyalah untuk Allah. Tuhan semesta alam. Tiada sekutu baginya. Dan demikian itu yang diperintahkan kepadaku. Dan akui adalah orang yang pertama tama menyerahkan diri kepada Allah SWT (Al-Ann'am 162-163)

Keempat. Terlepas dari daya (Bersandar diri) 

Puncak dari manusia sempurna dalam buku Hikam, Al-habib Alawi bin Muhammad Al-Haddad adalah bersandar diri atas semua amal yang dilakukan pada sang Khalik. Manusia seperti halnya menyadari bahwa potensi yang dimiliki seperti bekerja, bergerak sampai bernafas adalah karunia Allah. seyogyanya akan hal ini menghindari rasa angkuh. bahwa tidak akan mencapai semua itu tanpa adanya pengaruh dari sang pencipta. 

Dalam tausyiah yang disampaikan oleh ustad fajrurrohman ada banyak istilah arab dan pepatah yang disampaikan. penulis menyadari bahwa minimnya informasi dan wawasan ilmu agama yang dimiliki. tulisan ini hanya sebatas berbagi informasi yang bermanfaat. baik untuk diri sendiri maupun bagi para pembaca. Semoga bermanfaat. Amin

 

3 تعليقات

  1. Semoga kita semua senantiasa mampu mengamalkan keempat hal tersebut. Agar selamat dunia akhirat. Aamiin

    ردحذف
  2. Selagi napas dikandung badan, kita akan selalu memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu. Tanpa ilmu apalah kita ini, hanya seonggok badan yang hidup saja.

    ردحذف
  3. Sebagai pedoman kehidupan yang indah memang dekat dengan Allah agar hidup Kita berkah :D

    ردحذف

إرسال تعليق

أحدث أقدم